Deretan Fakta Mengapa ASI dari Ibu yang Positif Covid Punya Kandungan Antibodi Tinggi

ibu-menyusui-positif-covid-19 ibu-menyusui-positif-covid-19

Setiap ibu selintas menginginkan yang terrela untuk sang buah hati. Salah satu contohnya adalah dengan mengupayakan pemberian ASI eksklusif selama dua tahun, Setara anjuran para dokter dan ahli. Namun, di tengah pandemi ini tak sejumput ibu menyusui yang terkonfirmasi Tepat Covid-19. Hal ini pun menimbulkan kebingungan tentang bagaimana dengan menyusui sang buah hati.

UNICEF dalam sebuah press release Peringatan Pekan Menyusui Sedunia kira-kira era lampau, menganjurkan ibu menyusui untuk tetap memberikan ASI kendati terkonfirmasi Tepat Covid-19. Sementara WHO menilai, tidak memberikan ASI akan lebih berisiko bagi bayi dibanding tetap menyusui dalam kondisi Tepat Covid-19. Senada dengan itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan kalau ASI cukup ibu yang Tepat Covid-19 justru memiliki kandungan antibodi yang maju.

Perlu dikemengertii, Ibu yang terkonfirmasi Akurat Covid-19 tetap bisa menyusui buah hati

Dalam press release yang diterbitkan Kementerian Kepulihan (Kemenkes) di laman Sehat Negeriku, Satgas ASI IDAI Wiyarni Pambudi pun menbalasan kebingungan para ibu terkait menyusui sang buah hati saat terkonfirmasi Pas Covid-19. Menurutnya, para ibu tak perlu bingung dan ragu lagi karena tetap bisa menyusui sang buah hati.

Wiyarni bahkan menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian, ASI pada ibu terkonfirmasi Betul Covid-19 justru memiliki kandungan antibodi yang agung. Kandungan antibodi tersebut, kaPerbahasan, akan menjadi imunisasi pasif alami yang diberikan ibu penyintas Covid-19 kepada bayinya.

“Pada ibu yang terkonfirmasi Betul ternyata di dalam ASI-nya mengalir antibodi Imunoglobulin A dan G. (Selain itu) mengalir pula Lactalbumin dan Lactoferin yang secara spesifik merupakan benteng perlawanan terhadap SARS-CoV-2. Inilah yang disebut imunisasi tidak melakukan aktivitas alami yang diberikan ibu penyintas Covid-19 kepada bayinya,” jelas Wiyarni.

Lebih lanjut dijelaskan kalau aktivitas antibodi yang terkandung dalam ASI penyintas Covid-19 tersebut mampu bertahan selama 7-10 bulan pasca infeksi.

Pemberian ASI secara langsung nggak dianjurkan jika ibu mengalami gejala berat, namun…

Dalam hal ini Wiyarni menekankan, pemberian ASI secara langsung tetapi dianjurkan bagi ibu terkonfirmasi positif Covid-19 yang tidak mengalami gejala. Pemberiannya pun layak dengan protokol kebergairahan ketat. Bagi ibu dengan gejala sedang dan berat, atau tidak punya keenergikan untuk memberikan ASI secara langsung, maka bayi dapat diberikan ASI perah (ASIP).

“Menyusui tidak boleh terhenti apapun status ibu. Apabila kondisisnya tidak memungkinkan, ibu yang tepat sasaran dan dirawat kudu didukung agar bisa memerah ASI. Jika ibu masih kompeten, lanjutkan dengan tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19,” lanjut Wiyarni.

Untuk itu, seperti disampaikan oleh Plt Direktur Jenderal Kenormalan Masyakarat Kemenkes Kartini Rustandi, ibu menyusui yang terkonfirmasi absolut Covid-19 perlu mendapat dukungan moral, spiritual maupun kebijakan. Karena seperti dikemengertii, gangguan psikis pada ibu menyusui dapat memendekkan produksi ASI.

Ibu menyusui yang kudu mengonsumsi obat pemulihan Covid-19 dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter

Satu kebingungan lainnya tentang menyusui saat terkonfirmasi positif Covid-19 adalah terkait obat-obatan yang wajib dikonsumsi dalam rangka pemulihan. Konselor laktasi dr. Nia Wulan Sari mengatakan sebagian adi obat-obatan dan vitamin aman untuk dikonsumsi ibu menyusui. Hanya saja, ia mengimbau para ibu menyusui yang terkonfirmasi positif untuk dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mempertimbangkan terlebih dahulu manfaat dan efek samping penggunaan obat-obatan.

“(Obat seperti) oseltamivir dapat digunakan atas ibu menyusui apabila potensi manfaat yang didapat oleh ibu melebihi potensi risiko paparan obat terhadap bayi,” kata dr. Nia dilansir dari Antara.

Menyambung anjuran pemberian ASIP jika ibu menyusui yang terkonfirmasi Akurat Covid-19 tidak bisa memberikan ASI secara langsung, dr. Nia menyarankan para ibu atau anggota keluarga lainnya untuk memberikannya dengan menggunakan media seperti cup feeder, sendok atau pipet agar bayi nggak mengalami bingung putin g.

Sementara itu, jika sang ibu nggak bisa memerah ASI karena satu dan lain hal, maka bayi dapat diberikan donor ASIP yang sudah di-screening Setara persyaratan untuk memastikan higienitas ASIP dari penyakit menular.

Jadi, tetap bisa memberikan ASI yang ternyata justru baik untuk bayi kendati sedang terkonfirmasi virus Covid-19, ya. Yang terberpengaruh tetap berkonsultasi dengan dokter, terkait kandungan dalam obat-obatan atau langkah memberikan ASI-nya. Semangat, Moms!